Echosounder Batimetri “Blue Marine”: Produk Lokal dengan TKDN Tinggi Memasuki Pasar Hidrografi di Indonesia

Dalam era teknologi yang terus berkembang, keberadaan peralatan hidrografi yang canggih sangat penting untuk mendukung kegiatan survei bawah laut dan pemetaan dasar laut. Salah satu perangkat utama dalam survei tersebut adalah echosounder batimetri, yang berperan dalam mengukur kedalaman laut dan menciptakan peta dasar laut yang akurat. Di tengah kebutuhan akan peralatan hidrografi yang semakin meningkat di Indonesia, TechnoGIS memperkenalkan produk terbaru mereka: Blue Marine Echosounder, sebuah echosounder batimetri lokal dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi.

Foto Blue Marine Echosounder

Foto Blue Marine Echosounder

Blue Marine Echosounder: Solusi Lokal untuk Kebutuhan Global

Blue marine adalah alat pengukuran kedalaman laut atau perairan dengan kualitas yang tidak diragukan kembali. Single/Multi Frequensi pemeruman dengan dilengkapi sistem RTK/PPK untuk presisi posisi hingga centi meter.

1. Teknologi Tinggi dengan TKDN Tinggi

Blue Marine Echosounder merupakan produk terbaru dari TechnoGIS, sebuah perusahaan teknologi geospasial yang berbasis di Indonesia. Dibangun dengan teknologi mutakhir, echosounder ini menawarkan performa yang handal dan akurat dalam pengukuran kedalaman laut.

2. Mendukung Kebutuhan Hidrografi di Indonesia

Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat di sektor maritim, kebutuhan akan pemetaan dasar laut yang akurat semakin mendesak. Blue Marine Echosounder hadir untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan menyediakan solusi lokal yang dapat diandalkan.

Modul Blue Marine Echosounding Batimetri

Modul Blue Marine Echosounding Batimetri

3. Dukungan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)

Salah satu keunggulan utama dari Blue Marine Echosounder adalah tingkat kandungan dalam negeri yang tinggi. Hal ini sesuai dengan regulasi pemerintah Indonesia yang mendorong pengembangan industri lokal melalui kebijakan TKDN.

4. Kesiapan Memasuki Pasar Hidrografi di Indonesia

Dengan reputasi yang kuat di bidang teknologi geospasial, TechnoGIS siap memasuki pasar hidrografi di Indonesia dengan Blue Marine Echosounder. Dukungan penuh dari para ahli dan insinyur lokal menjadikan produk ini sebagai pilihan utama bagi lembaga dan perusahaan yang membutuhkan peralatan hidrografi berkualitas.

Lihat juga produk lain dari TechnoGIS: Store TechnoGIS

Mendorong Pertumbuhan Industri Lokal

Kehadiran Blue Marine Echosounder bukan hanya sekadar sebuah produk, tetapi juga merupakan bagian dari upaya untuk mendorong pertumbuhan industri lokal di Indonesia. Dengan memberikan solusi yang kompetitif secara teknologi dan ekonomi, TechnoGIS berkontribusi pada pengembangan ekosistem teknologi di dalam negeri.

Kesimpulan

Dengan Blue Marine Echosounder, TechnoGIS membuktikan bahwa produk lokal dengan TKDN tinggi dapat bersaing secara global dalam pasar hidrografi. Keberadaannya tidak hanya memenuhi kebutuhan akan peralatan hidrografi yang canggih, tetapi juga menjadi langkah penting dalam memajukan industri teknologi Indonesia menuju tingkat yang lebih tinggi.

Perbedaan Batimetri dan Sub Bottom Profilling

Perbedaan Batimetri dan Sub Bottom Profilling – Dalam survey kelautan atau oceanografi, batimetri dan sub bottom profiling (SBP) adalah dua jenis survey yang banyak digunakan untuk mengetahui kondisi perairan yang sedang diteliti. Baik lautan, sungai  maupun perairan dalam lainya.

Walaupun sama-sama digunakan untuk survey kelautan/perairan, batimetri dan SBP adalah dua hal yang berbeda. Teknik dan tujuan survey keduanya juga berbeda.

Apasih Perbedaaan Batimetri Dan Sub Bottom Profilling dalam survey kelautan? Mari kita bahas bersama.

Perbedaaan Batimetri Dan Sub Bottom Profilling

1. Batimetri

Batrimetri merupakan ilmu yang digunakan untuk mengukur kedalaman lautan. Dimana batimetri dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya dasar lautan. Sebelum ada teknologi sonar, dahulu pengukuran kedalaman lautan dilakukan menggunakan tali berat yang dijatuhkan di perairan untuk melihat kedalamannya.

Namun sekarang ini batimetri dilakukan dengan menggunakan sistem sonar, dimana sinar ditembakkan dari permukaan perairan. Kemudian gelombang yang memantul dari dasar sampai ke permukaan lagi inilah yang digunakan menunjukkan kedalaman lautan.

Batimetri banyak digunakan untuk beberapa kepentingan aktifitas perairan, misalnya

  1. Mengetahui kedalaman perairan di area pelabuhan dimana kapal bersandar
  2. Untuk mengetahui kondisi tinggi rendahnya dasar perairan dari waktu ke waktu
  3. Pembangunan area pantai
  4. Penentuan alur pelayaran
  5. Pengukuran arus
  6. Pengamatan palung laut.

Hasil survey batimetri ini kemudian di petakan dan divisualkan dalam bentuk 2D dan 3D menggunakan teknik DTM (Digital Terrain Model).

Baca Artikel : Apa itu Sub Bottom Profilling ( SBP )

2. Sub Bottom Profilling (SBP)

Sub bottom profiling (LINK SBP) atau SBP digunakan untuk melihat kondisi dasar permukaan perairan atau sederhananya adalah meliha kenampakan dasar laut. Survey SBP ini membantu kita untuk mengetahui apa saja yang ada dalam permukaan perairan seperti batuan, pipa, sedimen dan lain sebagainya. Dimana informasi ini digunakan untuk proyek perairan seperti pembuatan saluran pipa dan kabel atau juga mengetahui tempat hidup yang cocok untuk habitat benthic.

Survey SBP dilakukan menggunakan sistem pemantulan gelombang dari dasar ke permukaan laut. Sedangkan kondisi dasar laut selanjutnya akan terlihat dalam pemetaan.

Survey batimetri menjadi salah satu bagian dari survey SBP ini.

Cara Kerja Instrument Sub Bottom Profiler

Ilustrasi Cara Kerja Instrument Sub Bottom Profiler ( Amri 2016)

Selanjutnya untuk SBP ini digunakan untuk beberapa keperluan, misalnya

  1. Bidang teknik sipil dan kontruksi di area laut
  2. Proyek konservasi dan cegah bencana
  3. Pembangunan saluran pipa
  4. Alur kabel

Itulah perbedaan dari survey batimetri dan sub bottom profilling untuk Anda, jadi dari sini kita tahu bahwa keduanya merupakan jenis survey yang berbeda. Dilihat dari tujuan surveynya. Batimetri untuk melihat kedalaman laut, sedangkan SBP digunakan untuk melihat kondisi penampakan dasar laut.

Baca Artikel Tentang : GPS RTK : Definisi dan Penggunaannya

Menggunakan Jasa Oceanografi Untuk Batimetri Dan SBP

Untuk keperluan survey kelautan atau oceanografi seperti kebutuhan melihat kedalaman perairan sampai dengan kondisi dasar lautan, Anda bisa mengetahuinya dari pemetaan batimetri dan SBP (Sub Bottom Proffiling)

Dimana dengan pemetaan batimetri akan membantu Anda mengetahui kedalaman perairan sedangkan SBP membantu Anda mengetahui kondisi dasar perairan lengkap dengan apa yang ada di dasar terebut.

Pelatihan GIS

Untuk Anda yang mencari jasa survey oceanografi untuk membantu survey batimetri dan SBP bisa menggunakan jasa survey gospasial dari Techno GIS Indonesia.

Layanan geospasial Indonesia yang menyediakan berbagai jasa pemetaan dan pelatihan GIS untuk Anda.

Dengan tim profesional, jasa gis untuk membantu proyek Anda bisa dilakukan dengan baik dan maksimal.

Read more

Apa itu Sub Bottom Profilling ( SBP )

Apa itu Sub Bottom Profilling ( SBP )Ketika kita membicarakan bidang geospasial, ada banyak penerapan bidang spasial dalam hidup kita. Tidak hanya digunakan pada pengukuran luas dan analisis kondisi pada daratan saja, area kelautan atau perairan pun juga bisa dijangkau dengan bantuan ilmu geospasial.

Misalnya ketika kita ingin mengetahui informasi kedalaman sebuah laut, maka kita bisa memanfaatkan tenologi penginderaan jauh yaitu menggunakan pengukuran batimetri. Selain itu jika kita ingin mengetahui kondisi dasar Samudra atau lautan, juga bisa diketahui dengan bantuan ilmu geospasial, yaitu dengan teknologi SBP atau sub bottom profiling.

Selanjutnya informasi mengenai kondisi dasar perairan ini digunakan untuk Analisa dan pengembangan proyek tertentu. Misalnya untuk mengetahui objek yang terkubur dalam lautan, adanya ruang bawah tanah dan lain sebagainya dalam proyek kontruksi kelautan dan lainya.

Mari kita bahas informasi tentang SBP atau sub bottom profiling bersama Techno GIS Indonesia.

Apa itu Sub Bottom Profilling ( SBP )?

Sebelum mencari tahu tentang proyek bawah laut atau perairan. Akan lebih baik jika kita mengetahui kondisi dasar perairan yang bisa diteliti atau dipahami menggunakan sistem SBP atau sub bottom profiling.

SBP atau sub bottom profiling adalah Teknik yang digunakan untuk mengetahui kondisi dasar perairan yang bisa mendeteksi batuan atau sedimen dasar perairan.

Metode SBP menggunakan gelombang akustik untuk mendeteksi lapisan dasar perairan dengan dasar pemantulan gelombang. Waktu yang dibutuhkan untuk menembahkan gelombang sampai dengan memantul Kembali pada SBP akan menunjukkan seberapa dalam lapisan bawah laut.

Untuk kemudian kondisi dasar laut dan perbedaan bagian batuan akan diketahui dalam proses pemetaan.

Baca Artikel : UAV NIVO VTOL V2

Jenis Sub Bottom Profilling SBP

Penggunaan SBP untuk mendeteksi dasar permukaan perairan terbagi menjadi beberapa jenis. Hal ini dibedakan berdasarkan tujuan survey dan tingkat kedalaman perairan.

Menurut ga.gov.au. Jenis-jenis SBP ini dibedakan penggunaanya sebagai berikut:

Jenis Sub Bottom Profilling SBP

Sumber : Stoker et al. (1997) oleh ga.gov.au

 

Jenis SBP

Kedalaman penetrasi

Rentang frekuensi

Sparker

1000m50 hz – 4 khz

Boomer

30 m sampai 100 m

500 hz – 7 kHz

Pinger

10 m sampai 50 m3.5 – 7 kHz
Chipper<100 m

3 – 40 kHz

Parametric<100 m

~100 kHz

Sumber ga.gov.au

Sistem SBP ini mampu menembus kedalaman 300m di dasar laut, namun hal ini tergantung juga pada kekerasan lapisan dan adanya gas misalnya gas metana.

Baca Artikel Tentang :GPS RTK : Definisi dan Penggunaannya

Penerapan SBP dalam Kehidupan

Ada beberapa fungsi SBP dalam kehidupan keseharian kita. bantuan SBP dalam membantu mengetahui :

  1. Objek yang terkubur dalam lautan (saluran pipa, kabel)
  2. Mengetahui ketebalan material kerukan
  3. Mengetahui ruang bawah tanah di lautan
  4. Memberikan gambaran dasar laut
  5. Untuk kebutuhan pencegahan becana alam dalam laut, seperti tanah longsor dan rembesan gas dalam daerah pertambangan minyak
  6. Proyek kelestarian alam untuk menentukan habitat benthic (lingkungan tempat hidup organisme laut)
Penerapan SBP dalam Kehidupan

Hasil data SBP | Sumber : iptek ITS

Selanjutnya dari hasil SBP ini dilakukan pemodelan 3 dimensi untuk mengetahui ketebalan masing-masing lapisan.

Penerapan SBP dalam Kehidupan

Hasil pemodelan 3D dari SBP | Sumber : iptek ITS

Baca Artikel : Lebih Dekat Dengan WebGIS

Kesimpulan

SBP atau Sub bottom profiling adalah salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi lapisan dasar perairan. Dimana dengan SBP ini bisa menampilkan kondisi permukaan perairan dan lapisannya. Termasuk ketika kita ingin mengetahui objek yang tertanam di laut seperti saluran pipa yang terkubur di perairan, kabel atau juga untuk mengetahui kondisi bawah laut untuk habitat benthic.

Metode SBP ini banyak digunakan oleh tim kontruksi perairan, pemberdayaan lingkungan dan lainnya.

Jika Anda juga ingin menggunakan survey SBP untuk membantu proyek Anda, bisa menggunakan jasa survey oseanografi  dari Techno GIS Indonesia.

Jasa sub bottom profiling  ini akan membantu Anda mengetahui kondisi bawah laut dengan mudah. Bersama tim profesional dan alat yang modern yang lengkap dari jasa survey Techno GIS Indonesia .

Sekian informasi hari ini tentang SBP untuk Anda, semoga bermanfaat!

Baca : Jasa Survey Sub Bottom Profilling ( SBP )